Sejarah Tour de Singkarak, Dampak dan Kampiun

Tour de Singkarak (bahasa Prancis untuk Tur Singkarak) ialah kejuaraan balap sepeda sah dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International) yang diselenggarakan tiap-tiap tahun di Sumatra Barat. Kejuaraan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2009 ini ialah balapan jalan raya jarak jauh yang lazimnya diadakan sekitar bulan April sampai Juni dan berlangsung selama seminggu. Kejuaraan ini sudah menjalin kerjasama dengan Amaury Sport Organisation yang menjadi penyelenggara Tour de France di Prancis. Ranking Tour de Singkarak pada tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, sesudah Tour de France, Giro d’Italia, Vuelta a Espana, dan Santos Tour Down Under.

Cocok dengan namanya, Singkarak yang yaitu danau terbesar di Sumatra Barat menjadi komponen dari trek lintasan Tour de Singkarak. Kecuali itu, sebagian wilayah liburan lain juga menjadi komponen dari jalanan lintasan, termasuk Jurang Harau, Kota Tambang Sawahlunto, Istana Pagaruyung, Danau Maninjau, Liku 44, Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Danau Diatas, dan Danau Dibawah.

Pada 2019, Provinsi Jambi pertama kali ikut serta serta dalam Tour de Singkarak. Mewakili provinsi ini, ada dua kabupaten/kota yang berpartisipasi, adalah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci pada etape VII dan VIII. Turut sertanya Jambi dalam Tour de Singkarak diinginkan bisa meningkatkan infrastruktur lebih-lebih jalan yang dilewati rute balap. Pada 2020, Tour de Singkarak dihapuskan pengaruh Pandemi COVID-19 di Sumatra Barat. Rencananya, even ini akan kembali digelar pada September 2021

Tour more info de Singkarak diselenggarakan untuk pertama kali oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2009. Diamati berhasil dari segi peyelenggaraan, menciptakan gelanggang balap sepeda ini sebagai salah satu kejuaraan balap sepeda legal Persatuan Balap Sepeda Internasional di kelas 2.2 Asia Tour. Sehingga kecuali ditunjang oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Tour de Singkarak juga diperkuat dengan dukungan APBD provinsi dan kabupaten atau kota yang daerahnya dilewati oleh peserta. Hal ini disebabkan tiap-tiap tempat yang menjadi komponen dari jenjang laga balap sepeda Tour de Singkarak memiliki peran cukup besar dalam mengenalkan daerahnya. Sehingga jumlah kabupaten dan kota yang menjadi jalanan lintasan Tour de Singkarak dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Dalam tiga kali penyelenggaraan Tour de Singkarak, kota Padang senantiasa menjadi spot start pelombaan dengan spot finish di dermaga danau Singkarak. Tapi pada Tour de Singkarak 2012, spot start laga dipindahkan ke kota Sawahlunto. Meski spot finish dipindahkan ke kota Padang sebagai ibu kota Sumatra Barat.

Diselenggarakannya Tour de Singkarak diukur sudah bisa meningkatkan kunjungan pelancong mancanegara ke Sumatra Barat. Malah pada tahun 2011 naik sampai 13,2% atau di atas kenaikan pariwisata nasional 8,9%. Pada tahun 2010, pelancong mancanegara yang menginap di hotel berbintang di Sumatra Barat sebanyak 332.515 orang, dan tahun 2011 meningkat menjadi 413.180 orang atau naik sekitar 24,3%.

Dari segi koordinasi dan sinergitas, Tour de Singkarak juga dievaluasi sebagai event promosi pariwisata terbaik dari 41 event konsisten yang digelar Kemenparekraf. Sinergitas itu tampak dari kekompakan para pimpinan tempat dalam mendorong kesibukan hal yang demikian; gubernur berikut para wali kota dan bupati senantiasa menghadiri seketika rapat koordinasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *